Senin, 01 Desember 2014

Peringatan Hari Sumpah Pemuda di MA dan MTs Uswatun Hasanah Semarang

“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbahasa yang satu, bahasa Indonesia”
Sumpah Pemuda merupakan tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Janji suci ini dianggap sebagai wujud semangat para pemuda untuk menegaskan cita-cita berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Konggres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan adanya "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia".
Sekarang Indonesia sudah merdeka, lantas untuk mengisi kemerdekaan tersebut peran kita sebagai pemuda Indonesia seharusnya mempunyai semangat yang tinggi untuk maju membangun negeri tercinta ini.
Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-86, Selasa (28/10/2014), MA dan MTs Uswatun Hasanah mengadakan upacara untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda tersebut sebagai wujud rasa syukur dan cinta pada tanah air Indonesia serta untuk mengenang jasa para pemuda Indonesia yang telah berjuang untuk bangsa tercinta.
Laily Hidayah, S.Pd selaku kepala sekolah MA Uswatun Hasanah menjadi Pembina Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-86. Dalam sambutannya, beliau menekankan urgensi revolusi mental bagi pemuda Indonesia . Revulusi mental bertujuan untuk melakukan perubahan secara komperhensif pada mental pemuda masa kini. Sehingga terbentuk pemuda-pemuda Indonesia yang berkarakter.
Hal yang sama dituturkan oleh Basuki (Ahok) selaku Gubernur DKI Jakarta saat ini. “Jika pemuda solid maka bangsa kita akan semakin maju dan bersatu, sehingga pembangunan dapat kita laksanakan secara berkelanjutan," saat memberikan sambutan dalam upacara yang berlangsung di Lapangan IRTI, Monas, Jakarta Pusat tersebut”.
Begitupun dengan Anis Baswedan selaku menteri pendidikan pada Kabinet Kerja dalam pemerintahan Jokowi-JK. Beliau menyampaikan pentingnya pendidikan karakter pada bangsa ini dan juga dalam sebuah pendidikan, guru laksana seorang penembak dan kurikulum ibarat pelurunya. Jika dalam menembak ternyata selalu meleset, maka bukan pelurunya yang diganti namun manusianya yang perlu diajarari cara menembak yang benar sehingga peluru yang dilepaskan dari senapan menuju sasaran yang tepat.
Revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sangat relevan dalam mewujudkan pemuda yang maju dan berkarakter. Jadi, revolusi mental harus dapat kita jadikan sebagai pemicu untuk mempercepat terwujudnya pemuda yang maju. Bukankah jika suatu bangsa memiliki pemuda yang maju maka bangsa tersebut juga akan maju dan jika pemuda bangsa tersebut memiliki karkater yang kuat maka bangsa tersebut juga akan memiliki karakter budaya yang kuat sehingga semakin dikenal oleh dunia. Dengan mewujudkan pemuda yang maju berarti kita dapat menghasilkan bangsa yang hebat.

Pada akhirnya, beliau selaku Kepala MA Uswatun Hasanah  mengucapkan Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-86. Semoga melalui peringatan ini, kita akan selalu menghormati jasa para pemuda, jasa para pendiri bangsa, dan jasa para pahlawan kita.
Untuk mengisi hari peringatan sumpah pemuda ke-86, MA Uswatun Hasanah mengirimkan kontingen untuk berpartisipasi dalam kegiatan PORSEMA tingkat Kota Semarang yang diadakan di MA Al-Asror Gunung Pati Semarang. Dalam lomba tersebut MA Uswatun Hasanah berhasil meraih juara 1, 2, dan 3. Siapa saja peserta yang berhasil mengharumkan nama sekolahnya silahkan baca di artikel  Tak Pernah Sepi Raih prestasi Bawa Medali untuk MA Uswatun Hasanah.

     Author


0 komentar:

Posting Komentar